Sharing Pengalaman "Mati Suri"

 Hari ini 20 Ramadhan 1445H (30-03-2024 M) ... badan agak anget. Sudah beberapa hari ini mulai berasa akan sakit. Tapi kepikiran ingin nulis sesuatu yang sudah lama ingin ditulis, tapi ndak pernah sempat karena berbagai kesibukan.

Sekitar 2 bulan yang lalu saya operasi tumor di kepala, tumornya jinak, tapi karena sudah hampir sebesar rambutan (& ada di kepala) jadi ya sakitnya luar biasa. Ditambah lagi karena rasa sakit tersebut, tidur jadi sangat kurang. Bahkan saat itu Saya ndak ingat kapan bisa tidur >4jam dalam sehari. Biasanya hanya 1-3 jam dan berlangsung selama lebih dari 2 bulan. Obat tidur, minum susu, mandi air hangat, dan berbagai macam cara sudah dicoba tapi tidak ada yang efektif.

Walhasil walau tumornya jinak, tapi saat itu kondisi kesehatan termasuk masa yang paling kritis dalam hidup saya. Sekitar 1-2 minggu sebelum operasi (lupa tepatnya) di tengah malam tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang saya yakini "Mati Suri". Karena tidak diverifikasi dokter, jadi ndak bisa saya pastikan.

Tapi yang saya rasakan saat itu selama kurang lebih 3 menit saya berhenti bernafas dan jantung berhenti berdetak. Tulisan ini adalah pengalaman saya ketika hal itu terjadi. Menariknya yang saya rasakan tidak seperti yang ditunjukkan di film-film, misal melihat tubuh sendiri dari atas atau melihat lorong cahaya, atau semacamnya. Berikut ini beberapa hal yang saya rasakan saat itu:

  1. Saya tidak bisa melihat, tidak bisa merasakan (kulit: panas/dingin/sentuh), dan tidak bisa mendengar apapun. Saya tidak bisa merasakan saya bernafas atau jantung saya berdetak atau rasa sakit di kepala. Kalau difikir-fikir "make sense" karena semua panca indera dan organ tubuh berhenti berfungsi.
  2. Kesadaran masih ada, tapi karena semua panca indera tertutup saya sulit menuliskannya dengan kata-kata. Seperti saya ada, tapi hanya kesadaran ... saya ada di kamar tapi "sepertinya" sudah di dimensi yang berbeda. 
  3. Anehnya saya masih merasakan "perasaan" orang-orang di sekitar. Saya sulit menyatakan ini dalam kata-kata, tapi saya cuma punya satu saran bila anda berada di dekat kerabat/saudara/teman yang baru saja meninggal. Menurut pengalaman saya: Your feeling matters, your words not so.
Saya ndak tau kenapa Tuhan masih memberi saya waktu di dunia ini. Btw, Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan saya sekarang sudah "pulih" ... except for this light fever that I start to feel

Trying to live my life the best that I can, God give me a second chance ... #Bismillah

Ngabuburit nulis Blog,

</TS>®


Ilustrasi yang saya buat dengan AI untuk melukiskan apa yang saya alami.


I am Busy

 Masih terngiang di ingatan, seolah-olah baru saja menutup telephone sehabis melepas rindu berbicara dengan orang tua. Sangat vivid sekali di fikiran saya Almarhumah Ibu pasti selalu memulai percakapan dengan "Assalamu'alaikum, maaf dek... lagi sibuk ndak? Ibu ..." atau Almarhum Bapak "Assalamu'alaikum ... Adek lagi sibuk ga? Bapak ..." Suara mereka ketika berkata ini saya rekam dalam otak saya dan menjadi harta berharga dalam ingatan/momen dalam hidup saya.

Demi Allah saya super-super sangat bersyukur (seingat saya) ndak pernah bilang "lagi sibuk" ke orang tua, ndak peduli sebenarnya ada berapapun atau sebesar apapun deadline saat itu. Jangankan ke orang tua, ke orang lain-pun saya pribadi biasanya "malu" untuk bilang "saya lagi sibuk".* 

Istri saya sering menganggap saya "stupid" karena hal ini. Secara logika memang iya, sering banget saya mengorbankan waktu tidur atau waktu mengerjakan tugas/kerjaan yang lagi mepet deadline untuk orang lain. Bahkan ke orang-orang yang menghubungi kadang kalau lagi butuh aja dan setelah dibantu tiba-tiba lupa ingatan .. 😅 .. Regardless, saya sendiri merasa ndak masalah kalau mereka seperti itu, bahagia bisa bermanfaat bagi orang lain itu adalah reward saya. Bagi saya pribadi lebih baik jadi orang stupid tapi bermanfaat bagi orang lain, ketimbang jadi pintar dan hebat tapi untuk diri sendiri.

Membagi waktu dengan orang lain sejatinya kita (literally) memberikan sebagian hidup kita. Uang bisa dicari, tapi waktu tidak akan pernah kembali. Wajar saja banyak orang selektif dalam membagi (waktu) hidupnya dengan orang lain. Sehingga jangan lupa untuk berterima kasih sebesar-besarnya jika ada orang yang mau meluangkan waktunya untuk kita. Walau untuk sekedar bercakap via messaging application (misal WA).

Ada yang bilang juga "sibuk" itu sebenarnya tidak ada. Yang ada adalah prioritas, ... itulah mengapa kadang saya suka malu bilang saya lagi sibuk. Karena sesibuk apapun, saya masih suka tiduran, pegang HP dan buang waktu (hidup) dengan scroll-scroll media sosial atau kegiatan useless lainnya. Ketimbang begitu, sebenarnya bantu teman/saudara/apalagi orang tua lebih penting kan?... 

Saran saya jika memang super-super sibuk banget lebih baik (seharusnya) HP dijauhkan/matikan saja. Ketimbang bilang "saya sibuk" tapi ternyata masih suka buang waktu. Hal ini akan menyakiti perasaan orang lain yang mungkin darurat butuh sekali bantuan kita. Wallahu a'lam bishawab.

* Saya sering bilang sedang sibuk biasanya hanya ke tele-marketer, karena emang ganggu banget dan menurut saya useless banget.


Pulse Secure Connection Problem

 If your organization use Pulse Secure (PS) VPN software to connect to institutional e-resources such as HPC, database, or repository and you are having a connection issue (keep disconnecting after just a few seconds) well you are not alone. After a minute of searching in Google, you will find many people are having the same issue. What is so disappointing about this is, a lot of threads have "Solved" tags, but no real solution is given.

In this short blog, I would like to share my solution. First thing first, I am using windows 11 and working somewhere in UAE (I think it should also work with windows 10). When reporting the issue to IT administrator, I was given a recent version of PS Launcher (in my case 9.1.13 build 12971). They told me to remove the old one before using the latest one. I tried doing that and the issue is gotten worse. The new PS launcher can not even detect the setting from the institution server/network.

My workaround is as follow:

  1. Install the old version (the one that has some issue in the first place).
  2. Get the secure connection setting from your institution's server.
  3. Close PS: right-click the bottom-right corner PS icon and choose "exit".
  4. Install the PS latest version (do not uninstall the previous version).
  5. Restart your machine.
  6. Try connecting via The Pulse Secure as you would normally do.

I know that this solution is not elegant in any way, but it works for me. I waste quite a lot of time trying to troubleshoot this issue and frankly speaking really disappointed with Pulse Secure and the company behind it. 

Hopefully, this short blog can help others save their precious time.

Cheers,

</Taufik Sutanto>
UAE, 27-March-2022

PS: You can not download the latest PS launcher app from the company website, you have to ask your IT administrator in your institution for it (another bummer  -_-"  ). 





Sharing Pengalaman Mengurus Visa UAE 2022

 Salam, Hi All!

Pada kesempatan kali ini saya akan share pengalaman mengurus Visa ke UAE (Abu Dhabi/Dubai). Hal ini saya lakukan karena saya merasa informasi di Web konsulat UAE Jakarta https://www.mofaic.gov.ae/id-id/missions/jakarta informasinya kurang jelas. Saya menemukan beberapa informasi yang cukup membantu, tapi beberapa informasinya agak kurang up-to-date:

Karena sedang hectic saya akan jelaskan dalam bentuk pointer saja ya ... :) ... :
  1. Hubungi pihak Sponsor: Perusahaan/Universitas/pihak lain di UAE baik (maha)siswa maupun pekerja (Employment). Silahkan lalui semua prosesnya: interview, kirim berkas, dll.
  2. Dapatkan surat kontrak/persetujuan dari pihak No [1]. Biasanya memuat keterangan lengkap tentang pekerjaan atau kuliah yang akan diikuti di UAE.
  3. Lakukan Translasi dan Atestasi Ijazah (terakhir saja) di KemenLu, Dikti, dan Kedutaan UAE. Prosesnya agak riweuh (maaf tidak bisa saya detailkan disini). Perhatian atestasi ini tidak sama dengan legalisir biasa dan dilakukan pada ijazah dalam dan luar negeri. Kalau search Google, kita bisa menemukan ada beberapa pihak yang menawarkan jasa pengurusan atestasi ini. Biayanya di 2022 sekitar Rp. 2 juta per ijazah. Contoh atestasinya nanti dihalaman terakhir akan seperti gambar dibawah ini:

    - Kirimkan dokumen ijazah yang sudah diatestasi ini ke pihak [1].
  4. Dapatkan dokumen Proof of Visa application, contohnya seperti pada gambar di bawah ini:
  5. Lakukan Medical Checkup di tempat yang di Authorized oleh Kedutaan UAE. Pada saat Tulisan ini dibuat salah satunya yang jaraknya cukup dekat dengan konsulat adalah Rayhan Medical Center, lokasi di  Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.113, RT.5/RW.6, Tebet Tim., Tebet, Kota Jakarta Selatan. dokumen yang perlu dibawa:
     - FC Paspor, Kontrak, Paspor.
     - TIDAK PERLU membawa foto.
     - TIDAK PERLU mendaftar di GAMCA (STIKES Binawan) ... kantornya sudah tutup.
     - Posisi: https://goo.gl/maps/5KaQV48oEV5xQamc9
     - Pemeriksaan: Fisik, darah, (Urine), rontgen.
     - Usahakan datang sebelum jam 10 pagi, hasil bisa diambil esok harinya.
     - Bagi beberapa pendaftar hasil HANYA berupa Barcode, tidak mengapa jangan kaget. Hasil lengkap akan di print-out dan atestasi di Kedutaan UAE.
  6. Ke kedutaan UAE, dengan beberapa catatan penting berikut:
    - Datangnya ke Konsulat yang ada di Menara Sun Life Lt. 2, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gede Agung Blok. 6.3, Kawasan Mega Kuningan, Kuningan Timur, Kuningan, RT.5/RW.2, Kuningan Tim., Kota Jakarta Selatan. Dokumen yang dibawa:
     - FC KTP, Paspor, surat kontrak/LOI, SERTIFIKAT VAKSIN yang Bilingual (dari aplikasi Peduli-Lindungi).
    - Paspor Asli
    - Atestasi ijazah Asli
     - lembar hasil medical checkup asli
    - TIDAK PERLU membawa FOTO dan surat permintaan legalisir.
    - Posisi: https://goo.gl/maps/am3msUZ3qjs3xmVF7
    - di 2022 (masih pandemi): Konsulat HANYA BUKA Selasa & Kamis ... hati-hati penerimaan berkas pengurusan Visa hanya diterima hingga pukul 11.00 WIB pagi. Jadi harus datang sepagi mungkin.
    - Prosesnya agak "unik", intinya ikuti arahan "Satpam" di konsulat lantai 2. 
    - Beberapa proses di konsulat: atestasi hasil Medical Checkup, interview, (lots of) fingerprint, foto, interview, dsb. Ingat ndak usah bingung, ikuti saja arahan Satpam-nya.
    - Saran: bawa 2 ID selain paspor, misal SIM dan KTP. di Satpam lantai [1] kasih saja ID SIM.
    - Biaya di 2022 seperti tertera di Gambar di bawah ini 258.06 AED (Visa) + 159.12 AED (Atestasi Med Checkup), pembayaran dilakukan dengan kartu Debit/Kredit yang bisa transaksi dengan mata uang asing (Visa/Master, tidak harus Mandiri), transaksi dalam AED bukan Rupiah

  7. Visa biasanya langsung jadi di sekitar jam 13.00 WIB siang. Visanya seperti ini [Link]
  8. Kirimkan Scan Visa tersebut ke Pihak No [1] untuk proses selanjutnya: Ticket, Akomodasi, dsb.
  9. Proses selanjutnya di UAE dijelaskan dalam gambar roadmap berikut:
  10. Anehnya ... anda akan butuh no lokal sebelum mengurus Emirates ID, tapi butuh emirates ID untuk mengurus no lokal. Jadi usahakan anda mengenal/menghubungi seseorang yang sudah di UAE untuk membantu anda mengurus Emirates ID dan no lokal ini. ATAU jika anda belum kenal siapa-siapa di UAE jangan sampai keluar bandara sebelum beli nomer UAE, setelah keluar bandara akan sulit sekali mendapatkan nomer HP perdana. Dan Anda wajib punya nomer lokal, semua urusan adminstrasi: EmiratesID, Bank, Asuransi, Cek Kesehatan, dll membutuhkan nomer telephone lokal. Bayangkan no telephone lokal seperti NIK di KTP anda di Indonesia.
That's it! ... semoga membantu dan semoga sukses sukses dan lancar pengurusan dokumennya. Kalau ada pertanyaan, silahkan komentar dibawah, saya akan jawab begitu ada kesempatan ya ... :) 


Cheers,


</Taufik Sutanto>







Laptop: Upgrade VS Beli Baru --- Breaking The Limitation

Beberapa waktu lalu kepikiran beli laptop baru karena load "kerjaan" semakin meningkat dan butuh "istri ke-2" yang memiliki performa lebih baik untuk mendukung produktivitas. Apalagi kalau dilihat di web produsen laptop, "katanya" laptop kita sudah tidak bisa di upgrade lagi ... tapi apa iya? ... 😏 ... 

Saya ingin berbagi pengalaman tentang hal ini. Tahun 2019 saya membeli sebuah laptop ringan Ideapad 720S. Overall saya cukup puas dengan ultrabook ini karena ringan, performanya lumayan, baterainya tahan lama, dan walau "cupu" tapi punya dedicated graphics (Nvidia). Permasalahannya semenjak negara api pandemi menyerang kerjaan semakin berat (buat & edit video, process larger data, etc). Sehingga mau ndak mau butuh minimal drive dan memori dengan kapasitas yang lebih besar.

Menurut web produsen laptopnya max memory laptop saya adalah 16Gb dan kepercayaan umum harddisk NVME kebanyakan laptop max kapasitasnya (katanya) 1TB.


Internal ideapad 720s 14ikb: Image Source.

Setelah belajar dengan baca-baca di beberapa website, saya menemukan website yang super keren ini dan belajar beberapa hal baru terkait hardware: https://www.compuram.biz/. Web tersebut nampaknya berisi para expert/ahli komputer yang tidak hanya berisi teknisi yang mengerjakan rutinitas kerjaan belaka. Mereka mengumpulkan data dan menghasilkan pengetahuan baru yang baik di bidang mereka (jatuhnya jadi seperti ilmuwan/peneliti). Saya pribadi paling suka orang-orang seperti ini, mereka yang break the barrier of routine/repetitive work and perform or contribute more to the society or body of knowledge. Afterall we are not robots.

Long story short saya berhasil upgrade laptop saya dengan RAM 32 Gb dan Harddisk 2TB walaupun kata (web) produsennya tidak bisa:
Ideapad 720s 14ikb 32Gb RAM + 2TB SSD NVME.

Saya belajar 2 hal berikut dalam melakukan upgrade komponen laptop:
  1. Selama bios laptop/PC kita support UEFI dan harddisk di partisi dengan GPT, maka kapasitas maximumnya (secara teori) bisa hingga 9400000000 TB https://www.startech.com/en-us/faq/mbr-vs-gpt . Jadi 2TB dengan bios UEFI, partisi GPT, dan OS terkini ndak akan ada masalah dengan harddisk (merely) 2TB.
  2. Kapasitas maximum memori/RAM laptop kita (walau single channel-satu slot) dapat diketahui dengan cara menjalankan perintah ini di Windows command Prompt:
    wmic memphysical get maxcapacity
    Seringnya nilai yang akan muncul berbeda dengan informasi di web produsen laptop/PC-nya.

Nahhhh... sekarang ke isu yang paing menarik. Kenapa produsen laptop kita tidak menyampaikan informasi/pengetahuan diatas ke kustomernya? .... Tulisan blog berikut menjawab pertanyaan tersebut dan menurut saya penjelasannya cukup masuk akal:
https://www.compuram.de/blog/en/maximise-the-maximum/

(Spoiler alert) Kalau males buka linknya dan baca artikel bahasa inggris:
  1. Supaya suatu jajaran produksi suatu laptop tidak kanibal dan memakan penjualan laptop seri terbaru atau seri laptop lainnya dengan merk yang sama.
  2. Meningkatkan penjualan (karena kustomer mikirnya harus ganti laptop untuk punya komputer dengan performa yang lebih baik).
  3. Kalau mau berbaik sangka, karena produsen ingin menyarankan kapasitas yang "aman"/stabil ke kustomer. 

Detailnya silahkan lihat di artikel blog diatas.

Cheers & have a nice weekend,
Depok, 25 Sep 2021,

</Taufik Sutanto>

* Karena akhir-akhir ini super hectic, dah lama banget ndak nulis di blog :D ... Semoga tulisan ini bermanfaat.